PANGKALPINANG, LINESNEWS – Langit Pangkalpinang, tepatnya di kawasan Taman Mandara, pada Rabu (8/11/2023) mendadak diramaikan puluhan layang-layang yang terbang melayang dengan beragam jenis, dan desain.
Keramaian itu ternyata bagian dari kegiatan lomba layangan yang diselenggarakan Perhimpunan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Pangkalpinang. Hari ini menjadi hari pertama perlombaan yang memperebutkan hadiah sepeda motor, dan sepeda listrik.
Pembukaan lomba layangan ini dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Pangkalpinang Muhammad Sopian. Dalam sambutannya, Sopian merasa kagum dengan lomba tersebut. Menurutnya, ini menjadi kali pertama diselenggarakan dengan animo yang besar.
“Sepengetuan saya, ini adalah yang terbesar dengan jumlah peserta yang direncanakan sampai 500 layangan, dan hadiahnya pun lumayan,” ujarnya.
Layangan memberi memori masa kecil bagi Sopian. Hanya saja, dulu belum ada perlombaan serupa di Pangkalpinang, sehingga layangan hanya dianggap sebagai sebuah permainan untuk mengisi waktu sore bersama teman-teman sejawat. Untuk itu, Sopian memberi apresiasi atas kegiatan tersebut.
“Lomba ini juga bisa untuk meningkatkan hubungan silaturahim di antara kita. Apalagi, ada peserta yang datang dari Lubuk Besar Bangka Tengah, Bangka Barat, dan daerah lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PKDP Hasrul Sani mengatakan, lomba layangan sudah biasa dilakukan di Sumatera Barat dan sering dilakukan untuk memeriahkan gelaran upacara pengukuhan gelar adat.
“Hampir seluruh daerah di ranah Minang melakukan hal itu. Ternyata di Bangka Belitung juga menjadi permainan yang banyak disukai masyarakat,” katanya.
Ketua pelaksana, Replianto menyebutkan lomba ini akan diadakan sampai 12 November mendatang, dan sistem gugur baru akan diberlakukan mulai tanggal 10 November. Hal ini berarti, peserta yang pada hari pertama dan kedua belum berhasil sesuai yang diharapkan maka bisa mendaftar ulang.
Alur penilaian sendiri, yang akan menjadi pemenang dijelaskan Replianto merupakan layang-layang yang paling tinggi setelah dilepas dalam waktu dua menit, dan tetap bisa melayang dengan baik saat benang dilepas sampai menit ketiga.
“Setiap kali sesi perlombangan, panitia akan menjelaskan secara langsung untuk memudahkan peserta,” ujarnya. (red LN)