TOBOALI , LINESNEWS – Program Inovasi unggulan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mari menabung pakai sampah (Mamah Papah) menjadi satu – satunya program yang masuk dalam 10 besar ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP).
Bisa dikatakan bahwa inovasi ini merupakan program unggulan di Basel yang minim biaya, karena masyarakat bisa menabung bukan dengan uang tetapi pakai sampah botol plastik minuman, jadi bisa dikatakan sampah ini mempunyai nilai ekonomis.
Plt Kepala DLH Basel Agung Prasetyo menyampaikan, bahwa program unggulan ini memang saat ini yang mulai diminati oleh Desa – Desa di Kabupaten Basel.
“Memang inovasi yang mulai banyak diminati, dan juga inovasi ini masuk dalam 10 besar KIPP Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” tuturnya, Rabu (25/10/23).
Disebutkannya, bahwa terdapat 47 proposal se Kabupaten/kota di Babel masuk ke ajang tersebut, namun inovasi Mamah Papah Basel bisa masuk 10 besar.
“Sangat bersyukur sekali bisa masuk 10 besar, dan memang inovasi program Mamah Papah ini mulai banyak diminati Desa – Desa di Basel,” ungkapnya.
Program ini sebenarnya suatu inovasi yang digunakan untuk mengurangi permasalahan sampah yang ada di Basel, pasalnya dalam sehari sampah di Toboali bisa sampai 2 – 3 ton perhari.
Dengan inovasi ini masyarakat bisa memilah sampah organik atau non organik dengan harapan ketika sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah yang tidak bisa di daur ulang, baik daur ulang energi atau daur ulang materi.
“Kita berharap dengan inovasi ini sampah yang masuk ke TPA bukan lagi sampah yang bisa didaur ulang, baik daur ulang energi atau daur ulang materi maupun dengan residu atau dengan pemadatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, adanya inovasi Mamah Papah ini masyarakat bisa merubah sampah menjadi cuan, tetapi apabila masyarakat rajin dan juga pihak DLH Basel cuma menerima sampah yang sudah di pilah, contohnya botol plastik bekas minuman.
Selain itu, semenjak ada bank sampah permasalahan sampah di Toboali sudah bisa teratasi walaupun belum bisa secara signifikan, tetapi kendati demikian jumlah nasabah bank sampah yakni sekitar 200 an orang dan secara rutin setiap minggu mereka menabung sampah ke DLH.
Dikatakan Agung, pada saat ini DLH sudah membangun bank sampah induk, guna mengoptimalkan program inovasi Mama Papah melalui bank sampah induk pihak DLH diproyeksikan akan menjemput sampah yang akan di tabung ke rumah masyarakat, dan juga melakukan pendampingan serta pembinaan ke pengurus bank sampah unit.
“Untuk bulan depan bank sampah akan pindah ke halaman belakang kantor DLH Basel, dan kepada masyarakat mari menabung sampah, karena dengan sampah bisa dapat cuan,” pungkasnya. (BM)