JAKARTA ,LINESNEWS – FKS Foundation dan Yayasan Ruangguru telah mempelopori pelatihan guru gratis melalui program Indonesia Teaching Fellowship FKS Fase 2 atau “ITF FKS Fase 2.
Pelatihan online ini telah diikuti oleh 50 peserta guru di tingkat SMA dan SMK yang tersebar di 11 provinsi seperti; Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Sejak dibukanya program ini pada September 2022, ITF FKS Fase 2 berfokus pada pelatihan kompetensi guru dalam bidang pedagogik, sosial, kepribadian, profesional, dan teknologi melalui akses pembelajaran materi secara online, kelas pengayaan virtual, diskusi intensif dengan fasilitator, serta layanan konseling.
Guru-guru ITF dapat mengakses gratis video pelatihan di aplikasi ruangkerja, layanan konseling dan diskusi intensif yang dipandu oleh fasilitator secara daring, serta memiliki akses terhadap materi pembelajaran dan TO UKG di ruanguji dalam aplikasi Ruangguru. Peserta juga mendapatkan kegiatan pendampingan terstruktur secara langsung dengan panduan fasilitator.
“Memasuki fase kedua, kami terus melakukan peningkatan, bagaimana agar program yang kami inisiasikan berdampak tak hanya sekedar masif, namun dapat menunjukkan pengaruh positif yang signifikan, ucap Beatrice Susanto selaku VP of ESG FKS Group.
Upaya bersama ini menjadi salah satu inisiatif keberlanjutan di pilar Pemberdayaan Masyarakat, di mana pemberian edukasi merupakan aksi nyata bagi negeri.
Dengan metodologi yang tepat, sarana dan prasarana mendukung, program seperti ini akan membawa dampak yang baik bagi para pengajar.
“Kami berharap ini merupakan awal dari rangkaian program lain yang dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi pendidikan di Indonesia,” ujar dia.
Secara keseluruhan, guru-guru ITF FKS Fase 2 mengalami peningkatan rata-rata nilai Uji Kompetensi Pedagogik sebesar sebanyak 26% setelah menerima pelatihan. Setelah pelatihan, nilai TO UKG mencapai rata-rata 59,56, artinya telah berhasil melewati rata-rata UKG Nasional 2015-2019 (55).
Peningkatan juga terjadi pada seluruh kompetensi guru setelah menerima pelatihan, yakni pada kompetensi pedagogik, kompetensi teknologi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Kompetensi teknologi mengalami peningkatan yang paling tinggi, diikuti oleh kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian. Rata-rata skor kompetensi guru akhir mencapai skor 3,45 dari skala 5.
Sementara Head of Public Policy & Government Relations Ruangguru, Gautama Adi Kusuma, mengaku merasa terhormat bisa kembali menjadi mitra dalam misi mulia dalam meningkatkan kualitas guru di Indonesia.
“Kami sangat berbangga, ternyata data menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dapat dicapai tentunya karena hasil kerja dari tim ITF serta tentunya kerja keras bapak ibu guru sekalian. Selanjutnya, kami percaya bapak ibu guru dapat menjadi individu penggerak di wilayahnya serta menyebarluaskan pengetahuan dan pengalaman yang didapat ke komunitas dan organisasi di lingkungan pendidikan masing-masing,” kata dia.
Peserta Program ITF FKS Fase Dua sebelumnya telah diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yakni relevansi aktivitas mengajar, kemampuan penggunaan gawai, kemampuan penggunaan internet, motivasi intrinsik, komitmen yang tinggi, serta rencana aspirasi yang jelas dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat.
“Ini pelatihan yang sangat luar biasa. Saya adalah seorang guru fresh graduate dengan latar belakang pendidikan biologi murni. Saat kuliah saya tidak pernah belajar tentang pendidikan. Namun dari ITF ini saya belajar dari nol, sangat mendasar sekali. Saya seperti sedang berproses dalam membentuk kerangka berpikir yang lebih terstruktur dan kokoh lagi dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan, sehingga saya menjadi lebih terarah lagi untuk perbaikan kedepannya.” ujar Mahdiyatul Haqq, peserta ITF FKS Fase 2 asal Jawa Tengah.
“Saya selaku guru dari yang teacher-centered, (sekarang) lebih banyak ke student-centered. Semua (rangkaian pelatihan ITF) sangat mempengaruhi hidup saya. Saya akan melakukan pembiasan ke sekolah tempat saya mengajar. Membuat suasana kelas menyenangkan dan dikangenin. Sehingga saya tahu kebutuhan siswa.” ucap Marlina Fransiska Hutabarat, peserta ITF FKS Fase 2 asal Papua.