LINESNEWS, PANGKALPINANG- Sekolah Kebangsaan Tular Nalar bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bangka Belitung kembali selenggarakan pelatihan tentang Penginderaan Hoaks.
Kali ini pelatihan difokuskan bagaimana mengenali hoaks dalam Pemilihan Umum nanti. Pelatihan yang berlangsung di SMK Yapensu Sungailiat Bangka Senin (13/11) kemarin, diikuti oleh sekira 120 an siswa siswi kelas XII yang berasal dari sejumlah jurusan.
Pantauan di lapangan, kegiatan lebih banyak diisi dengan diskusi dan praktik bagaimana mengenali hoaks, terutama pada penggunaan akun whatapps Kalimasada milik Mafindo.
Di mana peserta dapat mengetikkan sejumlah kata kunci mengenai informasi yang mereka dapat dari media sosial, untuk selanjutnya akun Kalimasada milik Mafindo akan memberikan informasi relevan dan benar mengenai informasi yang diketikkan tadi.
Pelatihan yang berlangsung dalam kelompok-kelompok berjumlah 15 siswa/I itu juga diisi dengan praktik mengecek apakah telah terdaftar sebagai dalam Daftar Pemilih Tetap dalam pemilihan umum nanti, dengan mengetikkan secara langsung Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada laman dptonline.kpu.go.id.
Iksander, salah satu orang fasilisator mengaku antusias dalam memberikan materi-materi mengenai tahapan pemilu, fungsi demokrasi bagi bangsa serta bagaimana berfikir kritis dengan membuat peta empati bagi siswa/I yang memang rata-rata adalah pemilih pemula.
“Siswa siswi SMK yang rata-rata berusia 17 tahun adalah pemilih pemula yang akan pertama kali memberikan hak suaranya pada Pemilihan Umum yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 nanti. Sehingga diharapkan mereka memiliki ketangguhan dalam mengenali hoaks dan bagaimana berperilaku di tengah keterbukaan informasi yang massif,” ungkap dia.
Lebih lanjut Ketua Mafindo Babel, Suryani Manaf mengungkapkan pelatihan difokuskan pada empat bidang yakni mengenai Pemilu, Demokrasi, Penginderaan Hoaks dan Waspada Sanksi.
Suryani mengharapkan pelatihan ini mampu memberikan ketrampilan baru bagi pemilih pemula dalam menghadapi beragam informasi yang tersebar luas dari media sosial. Ketrampilan ini nantinya diharapkan dapat berguna bagi mereka dalam memutuskan siapa yang akan mereka pilih nanti berdasarkan pertimbangan yang rasional dan kritis.
“Tentu saja kami sangat berharap, semakin banyak para pemilih pemula untuk memiliki pikiran kritis maka akan semakin membuat kehidupan demokrasi kita berjalan kea rah yang semakin baik,” tukas Suryani. (LN/rilis)